Jangan Anggap Remeh Waktu Minum Obat Anda.
Dalam pemahaman awam masyarakat kita, waktu penggunaan obat yang diketahuinya adalah sebelum ataukah sesudah makan. Akan tetapi itu hanyalah salah satu dari sekian banyak aspek yang harus diperhatikan serorang pasien dalam meminum obat. Berikut adalah pertimbangan lainnya :
Pertama, Interval pemberian obat, acapkali kita menganggap pemberian obat 2
kali sehari artinya pagi dan sore, begitu pula dengan 3 kali sehari artinya pagi, siang dan malam. Ternyata paradigma ini telah ditinggalkan oleh karena berkembangnya ilmu farmasis, sehingga 2 kali sehari tidak lagi dianggap pagi dan sore melainkan obat diminum tiap 12 Jam sekali, begitu pula dengan 3 kali sehari tidak lagi dianggap pagi, siang dan malam melainkan obat diminum tiap 8 Jam sekali.
Jadi waktu meminum obat bisa dilakukan kapan saja, yang mesti kita lakukan adalah menghitung waktu obat pertama kali disesuaikan dengan yang kedua dan seterusnya. Pengetatan ini berpengaruh pada Index terapi obat, Index terapi dimaksudkan kadar obat dalam tubuh berada pada rentang terapi untuk mengobati suatu penyakit.
Gimana kalau berdekatan atau berjauhan sekali ? ada dua kemungkinan yang terjadi kalau berdekatan menyebabkan kadar obat dalam darah akan tinggi, pada obat-obatan tertentu akan menyebabkan hal yang fatal misalnya syok dll. Yang kedua bila jarak meminum obat berjauhan maka efek menyebuhkannya akan lama. Sedangkan efek obt optimal bisa dicapai apabila ada kontinuitas kadar obat yang terjaga pada index terapi terus menerus. Tanpa di perpendek ataupun diperpenjang waktu meminumnya.
Kedua, sebelum atau sesudah makan arti dari istilah ini, bahwa obat diminum sebelum makan dengan asumsi pada saat sebelum makan, di dalam lambung (perut) tidak terdapat makanan dengan kata lain pada saat lambung kosong kira-kira 1-2 jam sebelum makan, sedangkan bahwa obat diminum sesudah makan dengan asumsi pada saat sesudah makan, lambung dalam keadaan berisi makanan kira-kira 2 jam setelah makan.
Adanya tidaknya makanan di lambung ini penting karena akan mempengaruhi absorbsi (penyerapan) obat dalam tubuh yang akan berpengaruh pada efek obat yang optimal untuk menyembuhkan suatu gejala atau suatu penyakit. Misalnya obat-obatan yang baik diminum sebelum makan seperti tetrasiklin, ampinsilin, eritromisin, PCT, dll, dan obat-obatan yang baik diminum setelah makan seperti obat-obatan untuk epilepsi (Fenitoin), untuk radang (asetosal, diklofenak, piroxicam, dexametason), untuk hipertensi (propanolol), dll.
Ketiga, Berpengaruhnya terhadap lambung, meski jadi pertimbangan karena golongan obat-obat tertentu akan mengiritasi lambung bila pemakaiaanya tidak diperhatikan. Obat-obatan ini biasanya obat golongan asam, kortikosteroid atau golongan non steroidal anti inflamatori drugs (NSAID). Oleh karena itu diusahakan obat-obatan ini diminum pada saat ada makanan dilambung. Jika tidak di indahkan, apalagi orang dengan penyakit maag, maka akan memperparah sakit maagnya.
Keempat, Pengaruh dengan makanan tertentu, obat-obatan tertentu akan kurang berefek atau tidak sama sekali bila dalam meminum obat juga memakan makanan yang dapat berinteraksi dengan obat menyebabkan akan terbentuk suatu senyawa baru yang senyawa tersebutsukar di absorbsi oleh tubuh. Misalnya Tetrasiklin bersamaan diminum dengan susu, atau makanan lain yang mengandung kalsium, akan menyebabkan efek dari tetrasiklin berkurang, contoh lain obat penambah darah, jika dimunum dengan susu, teh, atau kopi akan menyebabkan absorbsi dari obat tambah darah akan berkurang.
Kelima, waktu tepat meminum obat, beberapa obat meski diberikan pada waktu-waktu tertentu, yang menjadi pertimbangan adalah keluarnya zat-zat tertentu dalam tubuh pada waktu tertentu (fisiologi), dan pertimbangan kesibukan dari kita. Misalnya obat-obatan anthipertentsi misalnya golongan diuretik (Hidroclortiazid, Furosemid, spirinolakton), obat ini akan menyebabkan pasien sering kekamar kecil, sehingga obat-obatan ini baik diberikan pada waktu bagi hari. Obat-obatan Kolesterol misalnya simvastatin baik diminum pada malam hari karena pada waktu ini, metabolisme tubuh dalam keadaan stabil. Obat-obatan Diabetes Melitus (DM) misalnya Metformin, glibenklamid, dll. baik diberikan pada pukul 4-6 pagi karena pada waktu itu sensitifitas Insulin sangat baik.
Obat-obatan anemia misalnya Fe sulfat dll. Baik diberikan pada waktu malam hari, efek obat-obatan ini lebih besari 3-4 kali dibandingkan dengan diberikan pada waktu siang hari. Informasi obat lain yang wajib diketahui oleh seorang pasien dituliskan pada postingan-postingan selanjutnya. Mesti diingat Obat adalah racun oleh karena itu, carilah informasi sebanyak-banyakanya tentang obat yang anda minum sebelum akibat buruk yang kita tidak inginkan menyapa.
Dalam pemahaman awam masyarakat kita, waktu penggunaan obat yang diketahuinya adalah sebelum ataukah sesudah makan. Akan tetapi itu hanyalah salah satu dari sekian banyak aspek yang harus diperhatikan serorang pasien dalam meminum obat. Berikut adalah pertimbangan lainnya :
Pertama, Interval pemberian obat, acapkali kita menganggap pemberian obat 2
kali sehari artinya pagi dan sore, begitu pula dengan 3 kali sehari artinya pagi, siang dan malam. Ternyata paradigma ini telah ditinggalkan oleh karena berkembangnya ilmu farmasis, sehingga 2 kali sehari tidak lagi dianggap pagi dan sore melainkan obat diminum tiap 12 Jam sekali, begitu pula dengan 3 kali sehari tidak lagi dianggap pagi, siang dan malam melainkan obat diminum tiap 8 Jam sekali.
Jadi waktu meminum obat bisa dilakukan kapan saja, yang mesti kita lakukan adalah menghitung waktu obat pertama kali disesuaikan dengan yang kedua dan seterusnya. Pengetatan ini berpengaruh pada Index terapi obat, Index terapi dimaksudkan kadar obat dalam tubuh berada pada rentang terapi untuk mengobati suatu penyakit.
Gimana kalau berdekatan atau berjauhan sekali ? ada dua kemungkinan yang terjadi kalau berdekatan menyebabkan kadar obat dalam darah akan tinggi, pada obat-obatan tertentu akan menyebabkan hal yang fatal misalnya syok dll. Yang kedua bila jarak meminum obat berjauhan maka efek menyebuhkannya akan lama. Sedangkan efek obt optimal bisa dicapai apabila ada kontinuitas kadar obat yang terjaga pada index terapi terus menerus. Tanpa di perpendek ataupun diperpenjang waktu meminumnya.
Kedua, sebelum atau sesudah makan arti dari istilah ini, bahwa obat diminum sebelum makan dengan asumsi pada saat sebelum makan, di dalam lambung (perut) tidak terdapat makanan dengan kata lain pada saat lambung kosong kira-kira 1-2 jam sebelum makan, sedangkan bahwa obat diminum sesudah makan dengan asumsi pada saat sesudah makan, lambung dalam keadaan berisi makanan kira-kira 2 jam setelah makan.
Adanya tidaknya makanan di lambung ini penting karena akan mempengaruhi absorbsi (penyerapan) obat dalam tubuh yang akan berpengaruh pada efek obat yang optimal untuk menyembuhkan suatu gejala atau suatu penyakit. Misalnya obat-obatan yang baik diminum sebelum makan seperti tetrasiklin, ampinsilin, eritromisin, PCT, dll, dan obat-obatan yang baik diminum setelah makan seperti obat-obatan untuk epilepsi (Fenitoin), untuk radang (asetosal, diklofenak, piroxicam, dexametason), untuk hipertensi (propanolol), dll.
Ketiga, Berpengaruhnya terhadap lambung, meski jadi pertimbangan karena golongan obat-obat tertentu akan mengiritasi lambung bila pemakaiaanya tidak diperhatikan. Obat-obatan ini biasanya obat golongan asam, kortikosteroid atau golongan non steroidal anti inflamatori drugs (NSAID). Oleh karena itu diusahakan obat-obatan ini diminum pada saat ada makanan dilambung. Jika tidak di indahkan, apalagi orang dengan penyakit maag, maka akan memperparah sakit maagnya.
Keempat, Pengaruh dengan makanan tertentu, obat-obatan tertentu akan kurang berefek atau tidak sama sekali bila dalam meminum obat juga memakan makanan yang dapat berinteraksi dengan obat menyebabkan akan terbentuk suatu senyawa baru yang senyawa tersebutsukar di absorbsi oleh tubuh. Misalnya Tetrasiklin bersamaan diminum dengan susu, atau makanan lain yang mengandung kalsium, akan menyebabkan efek dari tetrasiklin berkurang, contoh lain obat penambah darah, jika dimunum dengan susu, teh, atau kopi akan menyebabkan absorbsi dari obat tambah darah akan berkurang.
Kelima, waktu tepat meminum obat, beberapa obat meski diberikan pada waktu-waktu tertentu, yang menjadi pertimbangan adalah keluarnya zat-zat tertentu dalam tubuh pada waktu tertentu (fisiologi), dan pertimbangan kesibukan dari kita. Misalnya obat-obatan anthipertentsi misalnya golongan diuretik (Hidroclortiazid, Furosemid, spirinolakton), obat ini akan menyebabkan pasien sering kekamar kecil, sehingga obat-obatan ini baik diberikan pada waktu bagi hari. Obat-obatan Kolesterol misalnya simvastatin baik diminum pada malam hari karena pada waktu ini, metabolisme tubuh dalam keadaan stabil. Obat-obatan Diabetes Melitus (DM) misalnya Metformin, glibenklamid, dll. baik diberikan pada pukul 4-6 pagi karena pada waktu itu sensitifitas Insulin sangat baik.
Obat-obatan anemia misalnya Fe sulfat dll. Baik diberikan pada waktu malam hari, efek obat-obatan ini lebih besari 3-4 kali dibandingkan dengan diberikan pada waktu siang hari. Informasi obat lain yang wajib diketahui oleh seorang pasien dituliskan pada postingan-postingan selanjutnya. Mesti diingat Obat adalah racun oleh karena itu, carilah informasi sebanyak-banyakanya tentang obat yang anda minum sebelum akibat buruk yang kita tidak inginkan menyapa.
0 Response to "Waktu Minum Obat Yang Baik"
Post a Comment